sebenernya bahasan ini udah basi tapi ga papa lah.
waktu itu tahun 2006 film The Illusionist baru diputar di bioskop. banyak yang membandingkan film ini dengan film the prestige karena kesamaan tema yang diangkat yaitu sulap dan kehidupan para pesulap.
waktu itu tahun 2006 film The Illusionist baru diputar di bioskop. banyak yang membandingkan film ini dengan film the prestige karena kesamaan tema yang diangkat yaitu sulap dan kehidupan para pesulap.

The Illusionist

The Prestige
Ada yang bilang the prestige lebih bagus daripada the illusionist tapi ada juga yang bilang sebaliknya. Kalo masalah bagusan yang mana itu sih masalah selera semua orang boleh milih film kesukaan mereka sesuai dengan seleranya.
Tapi yang menjadi ganjalan adalah
ketika ada yang bilang bahwa the prestige lebih bagus karena film the illusionist terlalu mengada-ada. Dalam film The Illusionist memang diperlihatkan kesaktian pesulap yang luar biasa dia bisa menghadirkan orang mati dan menerbangkan kartu sampai melayang menghilangkan pohon, yang menurut pesulap beneran hal itu tidak mungkin di lakukan.
Tapi sayangnya banyak yang kurang begitu memperhatikan film secara seksama. Kalo diperhatikan yang menjadi pembaca narasi dalam film itu adalah seseorang yang bukan pesulap. Yang menjadi narator atau yang bercerita di film itu adalah seorang polisi yang notabene adalah seorang penonton.
Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa seorang pesulap harus mampu memperlihatkan trick-tricknya dengan sempurna sehingga terlihat diluar nalar manusia pada umumnya. Kesuksesan pesulap adalah ketika berhasil menunjukkan sebuah trik sulap yang benar-benar seperti mukjizat bukan kecepatan tangan atau kecanggihan alat. Bahkan pesulap yang keren akan berhasil dan mampu membuat orang berfikir melebihi apa yang mereka lihat.
Masih inget kasus David Copperfield (DC) yang bisa terbang?. Apapun cara yang dipakai oleh DC untuk terbang, yang jelas penonton sudah percaya bahwa dia bisa terbang. Bahkan lebih dari percaya, banyak yang berspekulasi bahwa DC di bantu oleh jin, ada lagi yang menganggap DC bersekutu dengan setan, dan sampai sekarang banyak orang yang percaya bahwa terbangnya DC karena diangkat oleh puluhan jin.
Benar atau salah biarkan para pesulap dan DC yang tau, walaupun sekarang sudah banyak orang yang tau juga sih. Namun DC berhasil membuat orang menceritakan kembali apa yang mereka lihat melebihi daripada apa yang sebenarnya dilakukan oleh DC.
Kembali ke awal mengenai perbandingan kedua film tadi, film The Illusionist, film ini banyak memperlihatkan trick yang begitu mencengangkan sehingga bahkan oleh kalangan pesulappun dianggap berlebihan. Menurut saya hal tersebut dikarenakan, di film tersebut kacamata yang digunakan untuk merangkai cerita adalah kacamata orang awam, dalam hal ini kacamata seorang polisi Chief Inspector Uhl (Paul Giamatti) yang menceritakan kembali kisah Eisenheim sang illusionist-yang diperankan dengan sangat oke sama edward norton-.
Satu lagi film the prestige yang mengisahkan dua pesulap yang berseteru yaitu Robert Angier(Hugh Jackman) dan Alfred Borden (Christian Bale) , pada awalnya trick yang di munculkan memang trick yang bisa dipelajari (walopun susah betul!!!) oleh pesulap, namun justru di akhir cerita ada trick yang kayanya nggak masuk akal, ada orang menciptakan kloning dalam sekajap pake setrum segala.
Tapi ya balik lagi kalo masalah selera ya emang beda-beda. Tapi kalo membandingkannya dari sudut pandang pesulap mengenai trick yang ada di film itu pandangan saya ya kaya yg terulis di atas saya lebih seneng film the illusionist sih... tapi ya terserah situ.
Tapi sayangnya banyak yang kurang begitu memperhatikan film secara seksama. Kalo diperhatikan yang menjadi pembaca narasi dalam film itu adalah seseorang yang bukan pesulap. Yang menjadi narator atau yang bercerita di film itu adalah seorang polisi yang notabene adalah seorang penonton.
Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa seorang pesulap harus mampu memperlihatkan trick-tricknya dengan sempurna sehingga terlihat diluar nalar manusia pada umumnya. Kesuksesan pesulap adalah ketika berhasil menunjukkan sebuah trik sulap yang benar-benar seperti mukjizat bukan kecepatan tangan atau kecanggihan alat. Bahkan pesulap yang keren akan berhasil dan mampu membuat orang berfikir melebihi apa yang mereka lihat.
Masih inget kasus David Copperfield (DC) yang bisa terbang?. Apapun cara yang dipakai oleh DC untuk terbang, yang jelas penonton sudah percaya bahwa dia bisa terbang. Bahkan lebih dari percaya, banyak yang berspekulasi bahwa DC di bantu oleh jin, ada lagi yang menganggap DC bersekutu dengan setan, dan sampai sekarang banyak orang yang percaya bahwa terbangnya DC karena diangkat oleh puluhan jin.
Benar atau salah biarkan para pesulap dan DC yang tau, walaupun sekarang sudah banyak orang yang tau juga sih. Namun DC berhasil membuat orang menceritakan kembali apa yang mereka lihat melebihi daripada apa yang sebenarnya dilakukan oleh DC.
Kembali ke awal mengenai perbandingan kedua film tadi, film The Illusionist, film ini banyak memperlihatkan trick yang begitu mencengangkan sehingga bahkan oleh kalangan pesulappun dianggap berlebihan. Menurut saya hal tersebut dikarenakan, di film tersebut kacamata yang digunakan untuk merangkai cerita adalah kacamata orang awam, dalam hal ini kacamata seorang polisi Chief Inspector Uhl (Paul Giamatti) yang menceritakan kembali kisah Eisenheim sang illusionist-yang diperankan dengan sangat oke sama edward norton-.
Satu lagi film the prestige yang mengisahkan dua pesulap yang berseteru yaitu Robert Angier(Hugh Jackman) dan Alfred Borden (Christian Bale) , pada awalnya trick yang di munculkan memang trick yang bisa dipelajari (walopun susah betul!!!) oleh pesulap, namun justru di akhir cerita ada trick yang kayanya nggak masuk akal, ada orang menciptakan kloning dalam sekajap pake setrum segala.
Tapi ya balik lagi kalo masalah selera ya emang beda-beda. Tapi kalo membandingkannya dari sudut pandang pesulap mengenai trick yang ada di film itu pandangan saya ya kaya yg terulis di atas saya lebih seneng film the illusionist sih... tapi ya terserah situ.
No comments:
Post a Comment